cah soax

Sabtu, 14 Mei 2011

Terus Belajar, Berjuang, dan Bertaqwa........!!!!
Rekan dan rekanita yang dimulyakan Allah….
Lebih dari setengah abad IPNU-IPPNU telah berupaya untuk terus berjuang, terus berkarya, dan terus eksis dalam dunia pelajar dan pemuda, khususnya mereka yang berbasis ASWAJA. Manisnya perjuangan, berkobarnya semangat, indahnya kebersamaan, serta uniknya rasa memiliki telah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Tiada waktu tanpa belajar, tiada masa tanpa berjuang, dan tiada hari tanpa bertaqwa.
Himmah untuk terus berjuang bukanlah hal yang akan sirna setelah usai dan tanpa bekas. Nabi Muhammad SAW dalam sabda beliau telah menunjukkan isyarat positif untuk terus berjuang, sebab dengan hal itu akan terus kita rasakan pahala dan manfaatnya:
“Barangsiapa yang meninggalkan sunnah yang baik, maka pahala baginya dan pahala bagi orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun……” (HR. Muslim)
Begitu pula himmah untuk belajar, kewajiban belajar ada pada semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, mulai lahir hingga nafas berakhir.
“Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat” (HR. Bukhori)
Dan hal-hal tersebut akan tercakup dalam suatu kata yang pokok, yakni “taqwa”. Dengan bertaqwa bukan hanya orang yang telah dewasa, pemuda pun juga akan merasakan manisnya ibadah dan dekatnya kepada Sang Khaliq.
Jadi, Mari tetapkan diri untuk belajar, berjuang, dan bertaqwa….!!!
Pelindung : Camat Baron, Ketua MWC NU Kec. Baron
Penjab : Ketua PAC IPNU dan IPPNU ANCAB Baron
Staf Ahli : Wahyu Irvana Kazekage
Pimpinan Redaksi : Moh. Imam, Wakil : Roudhotul M.,
Redaktur : Agung Wijaya, Umi Qoni’ah
Reporter : Harun “Razor”, Dwi Arum Imoetz, Ria FM
Lay Out & Grafis : Bang Thoif Nizar F.
Marketing & Sirkulasi : Gun Wibi, Fatim St., V-Dian
MENGAWAL AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
Oleh : Badan Student Crisis Centre IPNU Anak Cabang Baron
Bismillahirrohmaanirrohiim
Rasanya tak perlu dibicarakan panjang lebar apa dan bagaimana sejarah munculnya Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam banyak literatur, hal ini dapat ditemui dengan berbagai sumber yang dapat dipercaya. Ada beberapa orang (kalau tidak pantas disebut golongan) yang mempertanyakan tentang kebenaran hadits Nabi SAW yang menceritakan tentang adanya firqoh-firqoh yang akan muncul pada umat beliau. Dalam banyak kesempatan dan berbagai tempat, para ulama telah panjang lebar membicarakan tentang keabsahan hadits tersebut. Menurut banyak ulama, bahwa hadits tentang hal tersebut, -meski tidak diriwayatkan baik oleh Imam Al-Bukhary ataupun Imam Muslim- telah sampai pada derajat shahih bahkan ada yang mengatakan mutawatir, sebab diriwayatkan tidak kurang dari 16 perawi hadits yang terpercaya.
Ternyata celah yang dicari dari ketidak absahan hadits tadi menemui jalan buntu. Sebab banyak ulama yang sepakat akan keshohihan hadits tersebut. Namun ada benarnya pula kata pepatah banyak jalan menuju Roma, musuh-musuh Islam kali ini berusaha memecah belah persatuan umat Islam dengan meledakkan animo bahwa golongannya lah yang paling benar, golongannya lah yang benar-benar ASWAJA. Klaim-klaim semacam ini selain menimbulkan kontroversi, juga akan menimbulkan fanatisme dan saling serang bagi para pengikut golongan tertentu yang belum mumpuni ilmunya.
Ahlussunnah wal jamaah kini bukan menjadi pegangan dalam bertindak dan bergerak sesuai akidah yang diyakini kebenarannya oleh mayoritas ulama. Bahkan golongan yang semula berusaha “menyalahkan” ASWAJA, kini merubah taktik perekrutan massanya dengan mengklaim diri bahwa memang ialah penegak sunnah (Ahlussunnah) yang sebenar-benarnya. Lucu memang…. ASWAJA kali ini telah dianggap sebagai “status sosial” dengan jaminan surga, tentunya yang lain akan masuk neraka.
Berbicara penerapan ASWAJA, lantas timbul pertanyaan, sebenarnya ASWAJA siapa sih yang benar? Yang mana yang memang ASWAJA versi Nabi SAW?, masing-masing mulai membuka komentar.
Ada yang menganggap bahwa siapa saja yang masih berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka ia adalah ASWAJA atau golongan yang dinyatakan oleh Nabi SAW akan selamat. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu dikaji ulang, apakah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits dalam pandangan setiap orang akan sama??? Maksudnya di sini bagaimana ia berpegangan pada kitabain, dengan tongkat kah, dengan menutup mata kah atau dengan kedua tangan terkepal? Ia bisa dikatakan berpegang teguh versi siapa? Dalam hal ini akidah adalah masalah yang tidak dapat diperselisihkan kebenarannya, tidak boleh diqiyas-qiyaskan eksistensinya seperti fiqih. Jadi apakah POKOKE dianggap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits bisa dikatakan ASWAJA? Bukankah jabbary, qodary, mu’tazily, juga berpegang kepada Al-Qur’an Hadits dalam hujjahnya?
Ada lagi yang menganggap bahwa versi golongannya adalah ASWAJA yang paling benar. Lantas bila ditanyai darimana bisa dianggap paling benar, maka mereka akan menjawab bahwa para guru kami dari kalangan ulama telah mengatakan hal tersebut, anehnya lagi bila kita akan tanya golongan lain, maka golongan lain itu juga akan menyebutkan bahwa para guru kami dari golongan ulama telah mengajarkan demikian. Kemudian, apakah yang dinamakan kebenaran itu bervariasi? Tak akan ada bedanya nanti dengan teori kebenaran relatif versi para filosof Yunani masa lalu. Padahal yang dinamakan kebenaran adalah satu.
Lalu bagaimana???
Begini… dengan begitu banyak klaimisasi yang terjadi dari beberapa kelompok, lebih baik bila kita mengambil sikap bijkasana. Ingat…. Bahwa sesungguhnya kebenaran hakiki hanyalah milik Allah SWT semata. Kemudian ambil saja contoh kecil, ada orang yang bertanya: yang salah itu yang mana, sholat jum’at dengan satu adzan atau dengan dua adzan? Dalam hal ini yang salah adalah “yang tidak mengumandangkan adzan sholat Jum’at”. Sederhana sekali bila kita mau menyikapi perbadaan, yakni toleransi, positif thinking dan saling menghargai. Intinya selama kelompok atau orang itu masih menggunakan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, ajaran ala Imam Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi, maka anggaplah kita saudara dan sehaluan.
Hal yang lebih penting adalah bagaimana mengawal ASWAJA dari rongrongan roh-roh jahat liberalisme, kapitalisme, atheisme, pragmatisme dan pengaruh sesat lain yang akan meracuni kemurnian ASWAJA pelan-pelan dari dalam seperti racun yang perlahan menggerogoti tubuh. Dengan berbagai kemasan dan berbagai organisasi yang SOK MODERN dan SOK SHAHIH. Yakinlah…. Pertolongan Allah SWT ada pada jama’ah… ada pada umat Islam yang tidak saling mengkafirkan saudaranya, tidak mengolok-olok, tidak menekan dan tidak menusuk saudaranya dari belakang. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita menuju ridhoNya dengan mengikuti jalanNya yang lurus, Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar